Peringatan Tragedi Trisakti 12 Mei 1998


12 MEI 2023

TRAGEDI TRISAKTI

Tragedi Trisakti merupakan sebuah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa saat demonstrasi yang pada saat demonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Dikarenakan, pada saat awal tahun 1998 ekonomi di Indonesia mulai goyah karena krisis finansial Asia atau krisis moneter. 

Krisis moneter ini terjadi sebab harga dolar Amenaik di Indonesia bernilai sangat tinggi. Ketika pemerintahan Soeharto, tahun 1991 awalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berkisar Rp 2.000 dengan titik terendahnya Rp 1.977 per Dolar AS. Dan seiring tahun ke tahun krus rupiah meningkat dikisaran Rp 2.000-2.500 Dan kemudian terjadilah krisi moneter yang sangat drastis pada tahun 1998 dimana nilai krus rupiah pada saat itu meninggi. Sampai akhirnya dolar AS menyentuk titik tertinggi disepanjang masa yaitu Rp 16.650 pada bulan Juni 199. Hal ini, membuat nilai rupiah menjadi melemah dan membuat kekacauan perekonomian Indonesia. 

Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Presiden Soeharto lengser dari jabatannya. Aksi ini dilakukan oleh mahasiswa, yang kebanyakan adalah mahasiswa Trisakti yang melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju ke Gedung Nusantara.

Mereka melakukan aksi damai pada pukul 12.30, namun aksinya dihambat oelh Polri dan Militer. Kemudian para mahasiswa melakukan negoisasi dengan pihak Polri. Akhirnya, pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur, yang diikuti pergerakan maju dari aparat keamanan. Dan disusul suara tembakan yang di arahkan kepada mahasiswa, yang kemudian membuat mahasiswa panik dan tercerai berai. Sebagian mahaiswa berlindung di kampus Trisakti, namun aparat tetap melakukan penembakan. Dimana yang seharusnya ketika mahasiswa berada di kampus tidak boleh ada ancaman atau penembakan.

Pada pukul 20.00, dipastikan peristiwa tersebut telah menewaskan empat mahasiswa dan satu orang mengalami kritis. Meski demikian, pihak aparat membantah telah menembak mahasiswa menggunakan peluru taja, sedangkan hasil autopsi menunjukkan adanya peluru tajam. Mereka mengatakan bahwa bahwa peluru tersebut terkena ketika aparat menembakkan peluru ke tanah untuk penembakan peringatan yang kemudian memantul ke mahasiswa.

______________________________________________
DIVISI KOMINFO
KABINET CANDRAMAWA
HMPS TIPS UIN SATU TULUNGAGUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIKLAT KEPENGURUSAN HMPS TADRIS IPS PERIODE 2024

Cahaya Ramadhan : Bulan Berkah Dan Pengampunan

Sejarah tanggal 30 September - Peristiwa G30S/PKI