Hari Pasar Modal Indomesia


HARI PASAR MODAL INDONESIA 
Pasar modal Indonesia pertama kali berdiri pada masa penjajahan Belanda, tepatnya pada 14 Desember 1912 di Batavia (sekarang Jakarta) dengan nama Vereniging voor de Effectenhandel. Aktivitas perdagangan saat itu masih terbatas dan sempat terhenti karena Perang Dunia I. Setelah sempat berkembang kembali pada 1918 dan membuka bursa di Surabaya dan Semarang, pasar modal kembali terpuruk akibat krisis ekonomi global tahun 1929 dan Perang Dunia II. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah kembali mencoba menghidupkan pasar modal dengan menerbitkan obligasi pada awal 1950-an, namun kondisi politik dan ekonomi yang belum stabil membuat perkembangannya lambat.
Kebangkitan pasar modal Indonesia dimulai pada era Orde Baru, saat pemerintah mengaktifkan kembali Bursa Efek Jakarta pada 10 Agustus 1977. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pasar modal nasional, yang kemudian disusul dengan berbagai kebijakan untuk meningkatkan partisipasi publik dan transparansi. Pada tahun 2007, dua bursa besar yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) digabung menjadi satu lembaga bernama Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyatukan pasar dan meningkatkan efisiensi perdagangan.
Hingga saat ini, pasar modal Indonesia terus berkembang pesat. Berdasarkan data April 2024, jumlah investor telah mencapai lebih dari 12,7 juta, didominasi oleh generasi muda dan individu dengan pendidikan menengah. Produk pasar modal semakin beragam, termasuk saham, obligasi, reksa dana, dan surat berharga negara. Meski mayoritas investor berasal dari dalam negeri, investor asing masih memegang porsi besar dalam nilai aset, menandakan kepercayaan global terhadap pasar modal Indonesia. Perkembangan teknologi dan edukasi keuangan turut mendorong pertumbuhan ini, menjadikan pasar modal sebagai pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STUDI TEKNIS PEMUGARAN CANDI AMPEL TULUNGAGUNG

Peristiwa 14 Februari: PEMBERONTAKAN PETA DI BLITAR